Laman

Minggu, 06 Maret 2011

Menjadi Hamba Saja

di antara manusia ada yang Allah berikan skenario hidup yang pahit. ia harus menjalani fase hidup dalam jurang kemaksiatan. di antara mereka ada pula yang Allah berikan peran sebagai ahli ibadah yang segenap waktunya ia habiskan untuk mengabdi kepada Allah.
dua peran ini adalah station atau maqam yang harus dilalui. jika salah satu dari mereka terperosok semakin jauh dalam kemaksiatan, atau terpesona dengan maqam ibadahnya, maka ia tidak akan sampai kepada Allah.
suatu hari seorang ahli ibadah (abid) dari kalangan bani israil sebelum islam berjalan di suatu kawasan. selama dalam perjalanan ia selalu dinaungi awan sebagai salah satu bentuk karamah yang Allah berikan kepadanya. tiba-tiba di hadapannya muncul seorang ahli maksiat (khali').
khali' membatin dalam hatinya, "ia adalah ahli ibadah. aku akan duduk bersamanya. barangkali saja melalui kebersamaanku denganya Allah akan mengampuni dosa-dosaku. Allah akan mengentaskanku dari jurang kemaksiatan."
mendekatlah khali' kepada 'abid. mereka duduk bersama. kini giliran sang 'abid bergumam dalam hati, "ia adalah ahli maksiat. kalau aku biarkan ia berlama-lama dekat denganku maka kesucianku bisa ternoda. kemuliaanku sebagai ahli ibadah bisa tercoreng. aku harus usir dia."
"pergi kau!"
sang khali' dengan perasaan hina meninggalkan 'abid. hatinya semakin hancur. jiwanya semakin merasa butuh kepada Allah. dirinya semakin merasa rendah di hadapan Allah.
setelah beberapa hari dari kejadian ini Allah mewahyukan kepada nabi di zaman itu untuk mengabarkan bahwa seluruh dosa khali' telah diampuni dan seluruh ibadah 'abid tertolak di sisi Allah.
awan yang dahulu selalu menaungi 'abid kini berpindah menaungi khali'.
teman-teman, maksiat yang diiringi kerendahdirian dan rasa butuh kepada Allah lebih baik dari pada ibadah yang diirigi rasa kagum diri dan kesombongan. karena pada hakikatnya kita adalah hamba saja yang tidak memiliki daya upaya apapun. ketaatan yang kita bisa laksanakan itu adalah berkat pertolongan Allah yang mendorong hati dan seluruh anggota tubuh kita untuk taat. bukan dari kita sendiri.
namun untuk menjadi lebih baik bukan berarti kita harus jatuh dulu dalam kemaksiatan. alangkah lebih baik ketaatan yang sudah kita lakukan sepenuhnya kita sempurnakan dengan tetap merasa rendah dan butuh kepada Allah. serta dengan tetap menghormati saudara kita yang masih dalam skenario kemaksiatan.
semoga Allah menjadikan kita orang-orang dengan kehambaan yang tulus di hadapan-Nya.

Tajam Malam

sejenak ia merasuk sisi diri
menusuk bagian hati
sejak lalu berdiri tegap
tak pantang menatap

seperti angin yang helakan ingin
dalam sulbi terdalam
di deras musim yg mendingin
memanas terbakar tajam

malam,bawa aku berselimut
dengan satu kuasa
air mata menjadi kristal
udara amat mengental
berjibaku di bawah mega
yang perlahan surut

sengau suara rindu
mendengarkan asmaranya sendiri
kepada sederetan bisu
di tengah gemintang ini

aku ingin tepekur diguling bebas
mau bertarung digulung panas
kemudian renda-renda alam
sampaikan salam pada malam:

semua bukan dia
semua bukan aku
semua bukan kau
semua bukan kita

hening bening musnahkan cermin
pembawa gaduh dan hasrat
hancur melebur mengasin
dalam samudra tanpa peringkat

menangis teriris rindu mendalu
hendak hilang ke jeram
berliku berpacu menuju satu
gelap mencekam

dalam-dalam ku hisap
tembakau ku
tembak kau
mati terjerembab

selamat!

Untuk Para Pendoa

suatu kali seorang laki-laki muda berdiri merenung di depan ruang ICU sebuah rumah sakit. tatapan matanya tertuju kepada sosok anak kecil yang terkulai lemah di salah satu ranjang perawatan. segala peralatan medis berikut selang-selang dan tabung-tabungnya melengkapi pemandangan ini. pandangan laki-laki itu penuh harap atas kesembuhan anak kecil yang ternyata adalah putra pertamanya.
tiba-tiba ia meraih telepon genggam dari salam saku bajunya. dia pencet tombol pemanggil dan tersambung. diangkat. suara dari sana belum sempat menyapa namun laki-laki itu lebih dulu menyeru, "halo, bagaimana? apa sudah ada pak ustadz?"
"belum pak. pak ustadz sedang ada acara tabligh di luar kota. ia tidak bisa hadir ke rumah kita," jawab suara di sana.
"terus siapa yang memimpin pembacaan doa dan alqur'an untuk sheilla?"
laki-laki itu panik menyebut anaknya yang sedang koma di ICU.
"ada aki amar. ia bersedia memimpin pembacaan doa di rumah."
"ya. siapa saja lah yang penting sheilla juga butuh doa. tidak hanya perawatan dokter saja." laki-laki itu menutup teleponnya.
aki amar adalah pria tua yang biasa membersihkan masjid. orang-orang semua tau bahwa aki tidak fasih dalam membaca alqur'an. doa-doa yang ia hafal juga hanya doa umum yang biasa, bukan hizib, bukan doa wirid dan zikir tertentu yang dimiliki ustadz-ustadz kondang.
acara pembacaan doa dan alqur'an pun dimulai di rumah. di tempat lain, di sudut ICU ayah sheilla menunggu anaknya dengan terus berharap dalam hati akan turunnya suatu keajaiban.
sheilla sudah 3 minggu di ruang ICU. tidak ada perkembangan pada kesehatannya. bahkan dokter dengan halus terus menasihati keluarga agar terus bersabar. karena harapan ada, namun amat tipis. ayah sheilla sibuk dengan peristiwa sebulan lalu saat pertama kali sheilla diantar ke rumah sakit. terus merenung dan berharap.
tiba-tiba mata sheilla yang selalu terpejam kini terbuka. ia seperti mengucapkan kata-kata, ayah. sang ayah begitu senang. ia pegang tangan anaknya dengan lembut.
singkat kata, setelah pembacaan doa yang dipimpin oleh aki amar keadaan sheilla membaik. pulih dan sehat kembali.
teman-teman, doa yang diucapkan dengan fasih dan lancar dari seorang kondang yang penuh pamrih duniawi tidak akan sampai pada Allah. karena bukannya merasa butuh kepada Allah, namun si pendoa malah terpesona dengan fasihnya bacaan dirinya sendiri. terpesona dengan lancar dan terpukaunya hadirin dengan doanya. terpesona dengan sanjungan dan popularitas.
namun doa seseorang seperti aki amar langsung Allah terima. karena doa itu keluar dari hati yang ikhlas, hati yang butuh kepada Allah, hati yang merendah. meskipun aki amar tidak fasih dalam melafazkan doa. meskipun ia tidak banyak menguasai ilmu agama.
semoga kita tergolong orang-orang yang ikhlas, butuh dan merendah kepada Allah. ya, hanya kepada Allah.

Pelajaran Sederhana

tenang-tenang anakku
bau itu akan sirna bersama senyap ini
rapihkan tali guritamu pinta ibumu bahwa
ini adalah kekuasaan yang dipinjamkan

tidur-tidur anakku
dan bersama orang-orang yang lelap kau akan mengerti
betapa terjaga adalah sebuah
tanggung jawab

dengar-dengar anakku
ada rintik yang terus melukis atap dengan
kuas harapan ada angin
yang masih siulkan irama perubahan

lihat-lihat anakku
dengan ujung panah yang ku runcingkan untukmu sungguh
dari titik sebesar pori
cerita akan berubah melaju kepada
kesimpulan dari sana
ketiadaan membias kita

tanah asal darah udara air mani
cinta sunyi hasrat ramai hidup mati
pecahan kaca yang berbingkai keinginan
lekuk tubuh adalah fakta yang menghujani
kata-kata adalah berita yang menggenangi
permukaan sebenarnya tidak sampai tertandai

samar tetes air membulat membuat
gaung yang tersisa tersapu
deru mesin dan alam yang bergemuruh
pelajaran sederhana
hidup yang mengendap perlahan
diam-diam memendar dian-dian
kematian

tenang-tenang, kekuasaan yang dipinjamkan
tidur-tidur, tanggung jawab keterjagaan
dengar-dengar, irama perubahan
lihat-lihat, membias kita 

Keinginan dan Akal

ada banyak definisi tentang keinginan. setiap orang dengan latar belakang yang berbeda mendefinisikan keinginan dengan pengertian yang berbeda pula. lain motivator, lain pula mubaligh, dalam mendefinisikannya pada penjelasan. namun orang bijak, sebagaimana disitir oleh iwan fals dalam lagunya mendefinisikan: keinginan adalah sumber penderitaan.
Rob'iah Al Adawiiyyah sang sufi agung wanita didatangi Hasan Al Bashri. tokoh sufi ini mendatangi Robi'ah setelah beberapa waktu Robi'ah ditinggal wafat suaminya. ia datang untuk melamar dan menikahi sufi wanita ini. saat Hasan Al Bashri dan beberapa orang muridnya sampai di muka rumah Robi'ah, ia mempersilahkan rombongan untuk masuk ke dalam rumah. dengan tetap berbicara di balik tirai, Robi'ah bertanya kepada Hasan, "Ada tujuan apa tuan yang mulia datang ke rumah saya?"
"saya bermaksud melamar dan menikahimu," jawab Hasan.
"ada beberapa pertanyaan yang sejak lama mengganggu pikiranku. jika tuan bisa menjawab pertanyaan-pertanyaan itu maka saya boleh menjadi milik tuan," kata Robi'ah tegas.
"Jika Allah mengizinkan, saya akan menjawab pertanyaanmu."
"apakah tuan tau jika saya mati, meninggalkan dunia ini, apakah saya keluar dari kehidupan fana ini dengan selamat ataukah saya termasuk orang yang celaka?"
"itu perkara ghaib, hanya Allah lah yang tau perkara ghaib," sahut Hasan
"baiklah. jika nanti munkar dan nakir datang ke dalam kuburku, apakah aku bisa menjawab pertanyaannya ataukah aku akan disiksa karena tak mampu menjawab?" tanya Robia'ah kedua kali.
"itu juga perkara ghaib. tak ada yang tau perkara ghaib kecuali Allah," Hasan menanggapi.
"kali ini, apakah kau tau saat dibagikan buku catatan amalku di akhirat, apakah aku menerimanya dengan tangan kanan atau dengan tangan kiri?"
"pertanyaan ini pun gahib. cuma Allah yang tau perkara ghaib," Hasan masih belum bisa menjawab.
"yang terakhir tuan, ketika manusia dikumpulkan di padang mahsyar, sebagian digiring ke surga sebagian ke neraka. di mana kelompok mana aku berada pada hari itu?" tanya Robi'ah yang keempat.
"itu pun perkara ghaib. hanya Allah yang tau semua itu," Hasan menimpali.
"bagaimana mungkin perkara yang begitu besar ini memalingkan kita kepada keinginan-keinginan?!"
suasana menjadi lebih hening. orang-orang yang ada di tempat itu sibuk dengan perenungan. ada nuansa takut di ruang itu.
tiba-tiba Robi'ah memecah keheningan, "wahai tuan, berapa bagian Allah mencipatakan akal?" tanya Robi'ah.
"sepuluh. sembilan bagian Allah berikan kepada laki-laki dan satu bagian Allah berikan kepada perempuan," jawab Hasan.
"berapa bagian Allah menciptakan keinginan (syahwat)?"
"sepuluh. sembilan bagian Allah berikan kepada perempuan dan satu bagian Allah berikan kepada laki-laki."
"wahai tuan, saya bisa mengendalikan sembilan keinginan dengan satu akal yang Allah berikan kepada saya. kenapa tuan tidak bisa mengendalikan satu keinginan dengan sembilan akal yang sudah Allah limpahkan kepada tuan sebagai laki-laki?" tanya Robi'ah tenang namun tegas. Hasan Al Bashri menangis. juga seluruh yang hadir di tempat itu meneteskan air mata. rombongan pun pamit pergi dengan perenungan yang semakin menghunjam hati.
semoga Allah memeberikan kita pertolongan-Nya untuk mengendalikan keinginan-keinginan selain Allah.

Kemana Kau Cinta

ini kenduri atau diskotik
fasih kau lantunkan dalih itu
hatimu ke mana
merdu kau lagukan lirik itu
jiwamu merana

goyanganmu memabukkan
adik mudaku yang plin plan
busanamu hampir telanjang
membuat kami tercengang

sedari tadi kami pusing
tengah hari amat bising
butuh sejenak waktu
rehat dari genit bibirmu
yang monyong mencucu
menggoda kampung yang syahdu

di mana kau sembunyikan sawah ladang kita
sungai-sungai dan kerbau ayah
atau kau menjanjikan onta sebagai idola

kah di tanah ini?

fasih kau lantunkan dalih itu
hatimu ke mana
merdu kau lagukan lirik itu
jiwamu merana
berputar terus kau berputar
seperti kemidi di pasar
malam seperti komedi di mimbar
yang berkobar-berkobar

memabukkan saudara mudaku
menggelikan aku
ke mana kau cinta
dilego dengan wibawa

Teladan Kanjeng Nabi

maulid sbg sebuah perayaan adlh wujud pemaknaan thd cinta Rosul.ada banyak pmaknaan yg sah-sah saja dilakukan.yg tdk boleh adlh penghancuran makna maulid dg tudingan bid'ah,sesat dll dari org-org dangkal pelaku penyesatan.biarkan saja!
di antara pemaknaan maulid adlh mjadikannya momentum utk meneladani Rosulullah.
"sungguh benar benar telah ada pada diri Rosulullah teladan yg baik utk org mengharapkan Allah dan hari kiamat dan banyak mnyebut Allah"
ayat ini mnyebutkan 3 sisi kepribadian beliau sbg contoh yg seyogyanya diteladani secara menyeluruh.
1.mngharapkan Allah,tdk yg lain.inilah sisi hakikat beliau.
2.mngharap hari akhir yg brarti sadar bahwa semua pbuatan akn dimintai prtanggungjawaban nnti.ini sisi syariat beliau
3.bnyak menngingat&menyebut Allah.berzikir sbg sisi thariqat beliau.
selebihnya teladan itu ada pada keseharian beliau yg mencangkup perkataan, prbuatan&kondisi ruhani (ahwal).prkataan beliau selalu benar.kebenaran yg keluar dari lisannya tdk pernah atas dorongan hawa nafsu.krn trkadang bnyk org mengatakan kebenaran atas dorongan hawa nafsu,entah kepentingannya, kelompoknya atau istilah ank skarang ke'narsis'annya.
perbuatan beliau,baik thd keluarga,tetangga dan skala lebih luas.dan yg sgt relevan hingga skrg beliau selalu berbuat utk membela org yg trtindas terutama tertindas scara ekonomi alias miskin.beliau amat cinta kpd org miskin.mncintai org miskin bkn brarti mlestarikan kmiskinan,ttapi mbebaskan org miskin dr posisinya yg marginal.beliau adlh pemimpin revolusi masakin trbesar spanjang sejarah.
ahwal atau kondisi ruhani adlh keadaan terus mngingat Allah kpn pun dmn pun.dalam keadaan diri duduk maupun tidur hati beliau selalu berzikir mengingat Allah.kriteria di atas mengingatkan sy akan sosok gusdur.
"katakanlah,jika kalian mencintai Allah maka ikuti aku"
sudahkah proses peneladanan kita mncakup hal-hal di atas? atau kita malah sibuk mnghrapkan selain Allah,mharap pujian makhluk ato dg dalih sunnah&pemurnian islam mgharapkn kebesaran mazhabnya&mnyesatkan golongan lain?!

Mati Syahid? (2)

di indonesia mati syahid hampir menjadi trend orang-orang yg merasa paling waras.kita masih ingat tentunya dga peledakan-peledakan sasaran tertentu yang menjadi target mereka.namun sebagaimana tulisan terdahulu,kondisi semacam ini bukanlah mati syahid,tetapi lebih pantas disebut 'mati sakit' dari sekelompok orang-orang sakit yg merasa paling waras.
syahiid dlm tinjauan sharaf (morfologi arab) memiliki dua arti.pertama berarti syaahid,yakni orang yang menyaksikan surga sebelum yg lain dapat menyaksikan.kedua berarti masyhud,yakni disaksikan oleh Allah dan Rosul-Nya bahwa ia masuk surga.dua arti di atas tidak bertentangan.
syahid_sebagai individu yang mati karena kondisi tertentu_ dibagi menjadi tiga macam. pertama,syahid dunia&akhirat, yakni orang yang mati dalam berperang melawan orang kafir untuk tujuan meluhurkan agama Allah saja.tujuan lain selain itu sama sekali tidak terbesit dalam hati orang-orang mulia ini.syahid macam pertama ini sudah barang tentu syahid yang sebenarnya dan terjamin surga untuknya.
kedua,syahid dunia,yaitu orang yang mati dalam berperang melawan orang kafir namun punya tujuan lain selain meluhurkan agama Allah.mungkin tujuan ekonomi,boleh jadi sebab kebencian semata,atau karena memanjakan hawa nafsu agar dibilang pahlawan islam.dengan catatan kita harus berbaik sangka terhadap niat orang tersebut.karena niat masalah hati dan hanya Allah yang tau niat hati seseorang.syahid dunia akan mendapat nama baik tertentu di dunia saja.sebutan pahlawan misalnya,mujahid,atau entah apa.
dua macam syahid ini ada pada kondisi perang (darulharb),bukan pada kondisi negeri aman,di mal,cafe,atau hotel target operasi bom bunuh diri yg memang daerah aman.
ketiga,syahid akhirat,yakni orang mati tenggelam,terkena wabah penyakit yg merambah daerahnya,karena melahirkan,tertimpa tembok bangunan&yang serupa, dibunuh dg kejam,orang mati dalam proses menuntut ilmu,yg terakhir dan amat jarang orang mati karena memendam rindu kpd seseorang.syahid akhirat sudah pasti memperoleh kemuliaan di akhirat kelak.

Negayyyyyya Islam!

seorang aktivis partai dalam diskusi-diskusinya selalu melontarkan ide tentang negara islam. pada suatu kesempatan dengan semangat berapi-api membakar ghiroh audiensnya ia mempresentasikan konsep negara islam di indonesia. seusai presentasi, salah seorang temannya mendekati lalu berucap hampir seperti berbisik, "akhi, coba fasihkan ucapan 'r' anta. jangan sampai ide besar tentang negara islam ini jadi cemoohan hanya karena masalah kecil. maksud ana, anta ucapkan dengan cadel 'negaya islam."
aktivis ini merenung sejenak. batinnya membenarkan nasehat teman karibnya barusan.
dengan satu tekad mendirikan negara islam melalui propaganda yg fasih, ia diam-diam melatih pengucapan 'r' dalam konsep 'negara islam' nya. setiap saat, setiap waktu ia lafakan 'negarrrra islam' 'negarrrra islam'. pelatihan diam-diam ini menyita waktu diskusi-diskusinya. ia tidak menghadiri diskusi untuk beberapa lama. bulat kemauannya, ia hanya akan maju berdiskusi dan presentasi hanya jika sudah fasih mengucapkan 'negarrra islam'.
tibalah masa untuk kembali ke liqa'-liqa' bersama para aktivis lain. ia fasih menuturkan konsepnya tentang negara islam.
"negarrra islam. ya negarrra islam. cuma itu tujuan kita. negarrra islam." katanya lancar dengan sedikit penekanan pada huruf 'r'nya.
sejurus kemudian tibalah session tanya jawab. ia harus menjawab tanya peserta. di antara jawabannya, "dalam negarrra islam tahlil bid'ah. mengajikan jenazah atau mayyit sesat. maulid menyesatkan. hidup negarrra islam!"
seorang peserta diskusi dadakan bertanya, "kalau togel itu apa hukumnya ustadz?"
"kalau itu hayam!"
"afwan ustadz, apa ada hukum 'hayam' ?" tanya peserta lain.
sontak aktivis tadi pucat. ia lupa tidak melatih kata 'haram'. yang ia ingat hanya istilah bid'ah, sesat, menyesatkan dalam negara islam. itu saja.

Puisi Cinta

Ia memanggil-manggil sebuah nama
Pelan namun nyata
Dalam hening malam
Pada riuh siang

Tak sisakan ruang untuk berpeluk
Dengan selain pelupuk yang basah
Dengan resah

Ialah cintamu

***
Seperti kerikil
Seloroh mungil
Dan bisik orang kecil
Menggunjingku yang tak tampil
Di helat kasih para kurcaci

Aku pecinta sejati
Tak dengan batu menghujani
Kurcaci tertawa
Senyumku merekah
Menebar cinta
Untuk yang tertawa

Dari cintamu
Kuatkan diri ini mencinta
Walau musuh yang mendendam
Ku tetap mencinta

Bangkitlah jiwa yang kering
Tebarkan benihku di hati rungsing
Benih lewat nyata cinta kita
Dahulu dan lusa

Terpatri aku
Mencintamu

***

Tawa camar menangkapp harapku padamu satu seutuh alam yang terwujud di setiap makna manusia
Kepak sayapnya menampahi harubiruku
Dalam cinta abadi

Seekor darinya berujar,
“Cinta tak hanya di sini. Namun di singgasana nanti, akan kau bersanding dengannya.”

Lalu ia ajariku menari dalam khusyuk
Tertawa dalam tangis
Bermakna dalam jelaga
Bahagia dalam duka

Rangkaikan cintaku untukmu
Nanti atau kapanpun
Ku tak sangsi
Ku tak perduli
Hanyamu saja


***
Retak hatiku menyalin luka
Tak berarti diam terpana
Selama kau tersimpan rapi
Di sudut hati ini

Dan lembayung menyelami hari
Belum tampak beralih
Meski tak bias tidak
Pasti kelak menghentak

Sudut mata ini mencipta
Sungai aliran cinta
Mengalir tangis sekian lama
Menuju lembah di ceruk pipi yang merah merana

Jadikan aku bahagia tanpa tepi
Tidak juga mengingkari
Hadirnya cinta lain di hati

Biarkanku mendekapmu keras
Dan tak ku lepas

Sapi Betina Dan Ibu Keramat

Di antara hal paling keramat yang ada di dekat kita adalah ibu. Yang saya maksud di sini adalah ibu kandung kita sendiri, bukan ibu kota, ibu Negara atau ibu anggota dewan partai tertentu. Bang Haji Rhoma Irama mengabadikannya dalam karya monumental gubahan beliau, “dialah manusia satu-satunya…yang menyayangimu tanpa ada batasnya… Ridho Ilahi karena ridhonya… Murka Ilahi karena murkanya… bila kau sayang pada kekasih, lebih sayanglah pada ibumu…bila kau patuh pada rajamu, lebih patuhlah pada ibumu.” Charly ST 12 mungkin tinggal menunggu karya berikutnya. Atau sudah diciptakan, saya tidak tau. Keduanya sama-sama berdakwah dengan musik, kadang-kadang.

Pada masa kerasulan Nabi Musa AS seorang tua yang soleh. Ia hidup bersama istri dan seorang anak laki-lakinya yang masih kecil. Di akhir hayat orang tua itu berpesan kepada sang istri bahwa ia mewariskan kepada anaknya seekor sapi betina. Sapi ini tidak boleh digunakan kecuali untuk keperluan si anak kelak. Tidak seperti sapi pada umumnya ia membiarkan sapi itu lepas bebas di belantara hutan rimba. Sebelum melepaskan di sebuah hutan ia bermunajat.

“Ya Allah, saya titipkan sapi ini padamu untuk anak laki-lakiku hingga ia dewasa,” ucapnya khusyuk.

Seiring dengan berjalannya waktu sang anak bertambah dewasa selaras dengan berkembangan sapi di hutan yang semakin hari semakin besar. Jadilah sapi ini sapi yang paling gemuk, paling indah warnanya, paling cantik rupanya di belantara itu.

Sang ibu sekali waktu memberitahukan hal ihwal sapi betina warisan ayah kepada anak laki-lakinya. Anak laki-laki ini memang keturunan orang soleh. Daun jatuh tidak jauh dari pohonnya. Anak ini selalu berbakti kepada ibu. Setiap malam ia bagi waktu menjadi tiga bagian. Sepertiga untuk ibadah, sepertiga untuk istirahat dan tidur, sepertiga khusus untuk duduk di sisi ibunya kalau-kalau orang tuanya yang tinggal satu ini memerlukan bantuan. Jika pagi tiba ia pergi mencari kayu bakar ke hutan. Hasilnya ia jual ke pasar. Keuntungan dari menjual kayu bakar ia bagi menjadi tiga; sepertiga ia sedekahkan, sepertiga ia gunakan untuk keperluannya dan sepertiga khusus untuk ibunya. Demikian terus ia jalani hari demi hari untuk berbakti kepada ibu.

Suatu hari Ibu berkata kepada anaknya, “Juallah sapi warisan ayahmu itu. Kau pasti membutuhkan uangnya nanti. Juallah seharga tiga dinar dengan keridhoanku.” (Dinar adalah uang kepingan yang terbuat dari emas murni). Mendengar perintah ini sang anak langsung pergi ke hutan. Dengan cara yang biasa dilakukannya ia panggil sapi betina. Sapi yang sempurna itu datang kepadanya. Berangkatlah anak dengan membawa sapi ke pasar untuk di jual.

Tawaran pertama datang dari seorang laki-laki, “Berapa kau jaul sapi ini?”

“Tiga dinar, Tuan. Dengan keridhoan ibuku.”

“Saya beli dengan harga enam dinar dan tidak usah bilang ibumu. Bagaimana?” Tanya pembeli lagi.

“Saya hanya menjual dengan keridhoan ibuku,” kata anak laki-laki itu, “izinkan saya pulang untuk menanyakan harga tadi kepada ibuku.

Pergilah ia ke rumah menemui ibunya dan menceritakan tawaran yang terjadi.
“Juallah enam dinar dengan keridhoanku. Tidak lebih, tidak kurang,” fatwa sang ibu. Ia selalu mendengar fatwa umi, bukan fatwa mui.

Anak itu kembali ke pasar. Ia menemukan pembeli tadi masih menunggu. Sebelum anak itu berkata pembeli ini lebih dahulu membuka ucapan.

“Saya naikkan tawaran saya untuk sapi ini. Dua belas Dinar. Jangan lagi izin kepada ibumu! Sepakat?” kata pembeli.

“Jika kau beli sapi ini dengan emas seberat badannya, saya tidak akan menjualnya kecuali dengan ridho ibuku,” kata anak itu, “izinkan saya pulang untuk menanyakan harga tadi kepada ibuku.

Sampai di rumah, ibu yang keramat tersenyum pasti. Ia mendengarkan laporan anaknya. Ia berkata pelan, “Yang mengajukan tawaran kepadamu itu malaikat dalam rupa manusia. Ia diutus Allah untuk mengujimu. Kembali lagi ke pasar, Nak! Sampai di sana, katakan padanya apakah aku harus menjual sapi ini atau tidak.”

Sang anak kembali ke pasar untuk ke tiga kalinya. Pembeli tadi masih menunggu. Kali ini giliran sang anak membuka percakapan.

“Ibuku berpesan agar aku bertanya kepadamu, Haruskah sapi ini dijual atau tidak?” ujar anak itu.
“Katakan pada ibumu, tahan sapi ini. Jangan dijual hingga sekelompok orang dari kaum Nabi Musa membeli darimu.”

Sang anak kembali ke rumah. Pada waktu yang telah ditentukan datannglah sekelompok orang yang dimaksud mencari sapi betina. Mereka datang dalam keadaan lelah karena sulit menemukan sapi seperti yang diperintahkan Allah. Akhirnya sang anak menjual kepada mereka dengan emas seberat kulit sapi betina istimewa itu. Harga jual tertinggi berkat ketaatannya pada ibu.

Kisah ini merupakan alur tersendiri, namun masih terkait dengan kisah Bani Israil mencari sapi betina. Pencarian ini atas perintah Nabi Musa dengan jalan wahyu yang nantinya sapi betina itu disembelih untuk menghidupkan korban pembunuhan dari Bani Israil. Karena mereka terlalu banyak bertanya, maka perintah mencari sapi betina semakin berat. Sapi yang Allah perintahkan untuk disembelih adalah sapi betina dengan spesifikasi amat jarang ditemui. Untuk lebih lengkapnya silahkah membaca surat Al Baqarah : 67-71

Merindukan Ulama Akhirat

ulama' jamak dari 'alim yg berarti seorang yg mengetahui, atau berilmu. ada banyak ilmu yg kalau kita inventarisir lebih dari 10 macam.belum lagi jika daftar ilmu itu memasukkan ilmu santet,perdukunan,paranormal,ilmu pura-pura,atau bahkan pura-pura berilmu pun bisa nenjadi satu cabang ilmu sendiri.kalau mengikuti arti harfiah dr kata ulama,maka banyak sekali macam ulama sebanyak berjibunnya macam ilmu yg ada di muka bumi.namun ulama secara etimologos adlh org yg mengetahui asal-muasal (ushul) dan cabang (furu') yg diturunkan oleh asal itu tentang suatu obyek. misalnya obyek ibadah haji, maka seorang dikatakan alim jika ia mengetahui asal muasal hukum haji dari al qur'an hadits dan pendapat ulama mazhab besar. selain itu ia juga mengetahui cabang masalah haji yg diturunkan yakni berupa hal-hal khilafiyah yg di antara ulama mazhab besar terdapat perbedaan pandangan.
pembedaan ulama di sini sederhana saja.hanya dua macam ulama yg perlu kita ketahui sebagai referensi untuk memilih mana yg layak menjadi pembimbing kita;ulama akhirat dan ulama dunia.

ulama akhirat adlh ahli waris sah para nabi yg menjadi penerang zamannya.tanpa publikasi maupun pelembagaan, ia adlh tulen ulama yg melalui mereka cahaya Tuhan berkilau sempurna.
mudah saja utk mengidentifikasi ulama yg kita rindukan ini.beliau-beliau adlh org-org alim yg tidak pernah mencari dunia_entah uang,jabatan,kehormatan,pengikut yg banyak,atau apapun yg berbau amis dunia_dengan memanfaatkan agamanya. mudah bukan utk mencirikan ulama' mulia ini?mungkin yg agak repot mencarikannya.
keengganan mencari dunia dg memanfaat akhirat bisa dicirikan lagi dg sifat-sifat mulia yg scr otomatis terlahir dlm laku lampah ulama akhirat.
ketika ia mengharamkan korupsi,maka ia adlh org pertama yg menolak mark up suatu proyek,suap tender tertentu,atau dana gelap apapun yg masih turu-turunya korupsi.demikian juga saat ia menyuruh shodaqoh,maka ia mjd org pertama yg gemar berbagi kpd tetangga dan sesama.bukankah banyak ulama kita yg Allah karuniai tarif yg tinggi utk setiap ceramah atau shutingnya?
ilmu yg menjadi prioritas ulama akhirat adlh ilmu praktis yg mendorong kpd ketaatan.adapun ilmu yg mengawang-awang,hukum halal haram yg menimbulkan kontroversi,perdebatan sana-sini laiknya infotainment,jangan harap akan ditelaah oleh ulama akhirat.asal bisa menjalin taat kpd Allah setiap taat,tak perlu rumah mewah utk ibadah,tak perlu makanan bergizi serta suplemennya yg berlebihan supaya kuat qiyamullail,rumah dan makanan sederhana saja sudah memadai utknya.singkatnya,ia puas dg pemilikannya yg sedikit meskipun yg banyak kalau Allah berikan tentu akan disyukuri.
nah!jgn kaget!ulama'akhirat tdk mendekat kepada penguasa meskipun cuma sekedar seminar sehari kecuali utk menasehati penguasa atau utk urusan yg diridhai Allah.penguasa ndeso kek,atawa penguasa kota,atau penguasa instansi yg lbh tinggi.
kalaupun ia diminta utk memberi fatwa,maka ia tdk tergesa-gesa.bahkan trkesan ia tdk tau apa-apa.jika prsoalannya sulit,ia menunjukkan rujukan ulama'lain yg lbh'alim.enggan berijtihad kecuali memang sudah menuntut begitu.

namanya juga ulama akhirat,ilmu yg dimilikinya pun hanya utk tujuan keselamatan akhirat.ia tdk perduli rumahnya begitu reyot sementara masjid dan pesantrennya lebih megah.tdk perduli dg hal remeh temeh seperti itu.
ilmu utk keselamatan akhirat hanya berguna jika diamalkan dlm keseharian.tegasnya_meminjam motto zahrotulbuldan_ilmu yg amaliah dan amal yg ilmiah.inilah amal yg khusus pada jalan akhirat.dari pada berjihad melawan musuh yg di luar negeri sendiri ia memilih bermujahadah dlm pertarungan abadi melawan nafsunya di negeri dirinya.pertarungan dg hati.kata ahmad dhani_lagi-lagi saya meminjam_"hati-hati dengan hatiku."karena persoalan hati adlh urusan besar.saking besarnya sering kali dilupakan mengamati seluk beluk hati;tentang taubat,ikhlas,yaqin,ridho,dan kemuliaan lain yg menjadi karakteristik batin ulama' akhirat.
dengan komposisi akhlaq lahiriah dan hati yg demikian sempurna,ulama akhirat menjadi garda depan dlm menegakkan syariat dg penuh kearifan dan ketajaman mata hati.inilah yg dikatakan guru saya,"semakin hakikat,semakin syariat."
saya yakin ada lebih dari hitungan jari ulama di negeri tercinta ini yg memenuhi kualifikasi ulama akhirat.terutama yg batin dan hatinya selalu berpaling hanya kpd Allah.meskipun berlimpah harta dan tinggi rating ceramahnya, hatinya tetap sibuk dg Allah. meskipun kadang kala kontroversial dlm melahirkan fatwa, jiwanya tetap tenang setenang samudra yg menyebut nama Allah dari dasarnya yg terdalam. wallahu a'lam.

Nestapa Cinta

Aku melayang setengah ruang
Ingin kupadatkan udara yang mengapung
Agar jiwa ini menaiki tangga-tangganya
Sekedar menengok dan berkata,
“Lelahkah engkau?”

Setengah ruang membelenggu kaki lemahku
Sebagian tubuh lemasku terbang dan bertanya,
“Hingga kapan rindu usai?”
Dengan bibir terkatup dan lisan kelu,
“Tak ada lelah untuk cinta,” rebahku angkuh berdiri,
“Hingga rindu mendalu menjadi ungu yang membatu.”

***

Rembulan separuh akhir
Edarnya memandang nanar
Kepadaku yang berjibaku
Dalam kesendirian

Bisik hidup sang malam
Menelusup sadarku
Di sela hirukpikuk bertampuk
Dalam keheningan

Lajur-lajur maya di angkasa
Isyaratkan mozaik cinta
Yang pernah ada itu kala
Hati dalam kesunyian

Sendiri, hening, sunyi
Aku deraikan diammu dengan harap yang
Tak pernah putus
Menyalin kenyataan bahwa cinta adalah kau

Gubahan melantun sebuah lagu cinta
untukmu

***

Kau Tanya pada siang
Maka dia akan mengerang
Atau keluhkan pada malam
Niscaya dia hanya terdiam

Mengerang dalam diam
Diam dalam mengerang
Merasakan nyeri yang begitu indah
Merasakan indah yang amat memilukan

Tidak ada dua dalam cinta
Tidak ada kosong dalam waktu yang merindu
Semua sesak dengan perjumpaan
Kekasih

Satu huruf mengakhiri kata
Untai kata menyudahi kalimat
Baris kalimat mengkhatamkan semua
Berwujud aku yang mencintaimu

***

Oh..
Meratapi kesedihan tiada guna
Meraungi kepergian adalah percuma
Aku tau itu sebenarnya

Namun dalam jiwa ini melantun
Orkestra cinta dengan tempo cepat
Sekerap degup jantung ini
Yang tak pernah berhenti menyebut namamu

Alir darah menderas berpacu
Mengisi setiap sel dengan cinta dan kerinduan
Kepadamu
Hanya kepadamu

***
Murung termenung dalam kisi mengusik
Hati yang gemericik setia
Ditampung olehnya
Sejak zaman azali tetap pada kebenaran

Cinta adalah penjara yang membebaskan

Seperti angin musim dingin
Serasa api dalam hangat
Yang menjuntai-juntai kelananya
Mencari pecinta

Wahai…
Betapakah kokoh sukma
Menembus dinding-dinding rindu
Meski terhempas
Hancur berantak terlepas
Dari sendi-sendinya

Ia akan tetap melayang
Singgah di daun-daun kemesraan
Ialah aku yang mencintamu

Mati Syahid? (1)

dalam al qur'an tentunya disebutkan term 'syahid'. yang tidak hafal al quran pun yakin pasti ada. ada banyak penggunaan kata ini dengan berbagai macam derivasinya. syahida,yasyhadu, syahaadah,syaahid,syahiid. atau pengembangan lain dalam bentuk jamak bahkan ganda (tatsniyah)
kata syahiid yg (sering difahami dg mati syahid dlm peperangan) dlm bentuk jamak yakni syuhada' disebutkan 18 kali dalam al quran.di antaranya dlm surat 4:69 yg artinya:
"dan barang siapa mentaati Allah dan rasulNya,mereka itu akan bersama dg orang orang yg dianugrahi ni'mat oleh Allah, yaitu nabi nabi,para shiddiqqin, syuhada' dan orang-orang saleh"
syuhada' adlh org org yg menyaksikan kebenaran agama Allah,boleh jadi dg argumen dan pembuktian,atau dg pedang.demikian penjelasan syaikh nawawi al bantani ttg ayat terkait.
syuhada'adlh org org yg menegakkan keadilan krn kesaksiannya terhadap kebenaran agama Allah.keadilan selalu memperhatikan aspek kemanusiaan dan segala yg tekait dg kemaslahatannya.
keadilan tanpa kearifan yg mengutamakan kebaikan bagi orang banyak justru akan membentuk arogansi.
tentunya kita semua tau bahwa adil harus lepas dari pembedaan agama, bangsa,apalagi partai tertentu.kalau itu ada naif sekali.naif dan diskriminatif.
lalu bagaimana dg org org yg mati terbunuh oleh orang kafir dlm peperangan? tdk ada keistimewaan lebih utk mereka dibandingkan org sholeh sekilas tampak apatis.krn terbunuh model seperti ini bisa saja diperoleh org muslim yg fasiq!
bayangkan, dlm kondisi perang dan jelas jelas dibunuh oleh org kafir saja tak ada keistimewaan lebih.bagaimana yg bunuh diri dlm kondisi aman spt di indonesia?
jika seorang memohon kpd Allah,"karuniakan aku mati di tangan org kafir ya Allah!" maka ia telah memohon kematian dan memohon kematian tdk diperbolekan.
lebih lebih memohonkannya dg tangan orang kafir, itu adalah sebuah bentuk kekafiran sendiri.
dan Allah lebih mengetahui.

Tilas Cinta

Sang Darwish bertanya kpd sang pecinta, "Berapa langkah kita berjalan menuju Cinta?"
Dengan air muka menyimpan kerinduan pecinta menjawab,
"Empat langkah,"
"Ajari kaki-kaki mungilku menapaki tilasmu!"
"Tinggalkan dunia. Tinggalkan nafsu. Tinggalkan syetan. Tinggalkan akhirat."Masih tafakur dalam gundahnya,darwish berlalu lunglai.
"Langkahi empat perkara tadi dgn membuangnya dari hatimu. Karena cinta urusan hati. Cinta adalah api yang membakar 4 perkara dlm hatimu hingga yang tersisa hanya Maha Kasih,"Darwish berhenti dari tapak lunglainya,
"Cinta tak perlu simbol yg membedakan. Tak harus pakaian agamis. Tak m'syaratkan dahi yg hitam atau celana di atas mata kaki. Tak usah berhias janggut, gamis atau sorban. Kalaupun memang seperti itu, kau akan tetap sibuk menata hatimu yang terbakar. Simbol tak perlu dibanggakan. Tidak!Hanya cinta. Cinta!"
Sang pecinta hancur bersamaan dg teriakan cinta terakhirnya. Ia luluh sebelum darwish sempat memulai lagi langkah mungilnya.

Lagu Indah Sore Ini

aku mendengar bisikan daun pada rantingnya. saat sore mulai pasrah diselimuti mendung. ada dendang lamat-lamat berujung nada sendu,
"aku adalah hujan"
langit menjadi latar yang tak ingin menguasai. ia biarkan awan melintas, angin meramaikan sisa asap pemukiman, hujan deraikan benang-benang perak begitu banyak. semua begitu indah. lalu rumput yang sedari tadi membisu riang disetubuhi hujan. ada lirik yang terbetik di kaki langit,
"aku adalah air mata"
sekawanan burung berhenti terbang merunduk di sela dahan yang tak basah sekedar ingin menyimak tik-tak air. bunyi yang lebih mirip decak kagum simfoni sore ini. dahan adalah tempat menyimak, bukan tempat berteduh dari hujan. karena semilir angin yang menerpa hujan tak pernah melukai tanah.
"aku adalah air tanah"
lelah terbasuh lembab. lembab mengelilingi lembah yang basah dengan pengaduan. ada yang mengadu pada dedaunan dalam kemesraan mengemban kelopak bunga. ada yang mengaduh entah pada siapa. ada yang mengeluh entah tentang apa. dan sembuhkan luka sebaris kata,
"aku adalah air sungai"
semakin matang senja ini. semakin riang penghuni bumi meriuhkan pesta. pesta bawah tanah. perayaan yang tak terjamah manusia. tangis yang tertinggal ujung daun, keluh yang tersangkut di sela dahan menari dengan penderitaannya sendiri. duka yang menyenangkan. nyeri yang memabukkan. semua hanya bayangan di punggung langit. di sana ada isyarat terbaca,
"aku adalah danau"
parau derit bambu meneriakkan yel-yel takjub pada sore yang matang. lalu di mana sore? dan di mana matang? seperti menutup pertunjukkan dengan tepuk tangan, sabda ini menutup tepuk tangan dengan sahajanya,
"aku adalah lautan yang menjelma menjadi semua"