sejenak ia merasuk sisi diri
menusuk bagian hati
sejak lalu berdiri tegap
tak pantang menatap
seperti angin yang helakan ingin
dalam sulbi terdalam
di deras musim yg mendingin
memanas terbakar tajam
malam,bawa aku berselimut
dengan satu kuasa
air mata menjadi kristal
udara amat mengental
berjibaku di bawah mega
yang perlahan surut
sengau suara rindu
mendengarkan asmaranya sendiri
kepada sederetan bisu
di tengah gemintang ini
aku ingin tepekur diguling bebas
mau bertarung digulung panas
kemudian renda-renda alam
sampaikan salam pada malam:
semua bukan dia
semua bukan aku
semua bukan kau
semua bukan kita
hening bening musnahkan cermin
pembawa gaduh dan hasrat
hancur melebur mengasin
dalam samudra tanpa peringkat
menangis teriris rindu mendalu
hendak hilang ke jeram
berliku berpacu menuju satu
gelap mencekam
dalam-dalam ku hisap
tembakau ku
tembak kau
mati terjerembab
selamat!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar